Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

GERAKAN INDONESIA BERSATU KABUPATEN MALANG TAHUN 2018

LATAR BELAKANG
Persaudaraan lintas agama memberikan pengandaian adanya kesadaran bagi setiap komunitas dengan identitas kultural tertentu akan posisinya sebagai bagian dari harmoni kehidupan yang meniscayakan keragaman dan pluralitas. Titik tekan pluralisme dan persaudaraan lintas agama adalah terletak pada domain bangunan kesadaran akan pluralitas. Jika pluralisme mengisaratkan kesadaran dibangun atas individu dengan cita-cita ideal adanya personal right yang mengarah pada liberalisme dan masyarakat komunikatif, adapun persaudaraan lintas agama dibangun atas kesadaran kolektif sebuah komunitas yang mengarah pada pembentukan masyarakat madani yang multi etnik, agama dan identitas sosial kolektif yang lain
Problem toleransi nyatanya juga tidak hanya dibutuhkan dalam relasi antar umat beragama. Berbagai konflik lintas keyakinan yang mucul dalam dasawarsa terakhir juga terjadi di internal agama. Berbagai kasus kerusuhan dan kekerasan berkenaan dengan keberadaan isu aliran sesat juga hampir mendominasi konflik sosial. Sebut saja kasus ahmadiyah yang dalam beberapa waktu yang lalu mengemuka. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan dan kebijaksanaan dalam mendialogkan perbedaan dan keragaman masih membutuhkan penguatan dari berbagai pihak. Perlu ada satu transformasi yang dilakukan terus menerus kepada generasi penerus bangsa untuk menanamkan semangat persaudaraan lintas agama. Sehingga berbagai problem keyakinan tidak mudah untuk diarahkan kepada tindak kekerasan dan anarkhis.
Paska pelaksanaan MDGs, global telah mengambil posisi dengan komitmen lanjutan lewat skema SDGs atau Sustainable Development Goal (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan). Sebagai penyempurnaan dari MDGs, SDGs disusun dengan komitmen yang lebih kuat yakni di tahun 2030, pencapaian 100 persen dari 17 tujuan yang ditetapkan. Dilaksanakan  dengan pelibatan kelompok masyarakat sipil yang lebih kuat dan berarti serta artikulasi SDGs ke dalam paradigma dan visi pembangunan pemerintah.
Indonesia, lewat pemerintah pusat menilai bahwa SDGs memiliki posisi strategis terutama dalam kerangka global, yakni:
1.     Menjaga kredibilitas dan komitmen politik Indonesia dalam menjawab terjadinya kesenjangan antar Negara dan di dalam negara, menurunnya daya dukung lingkungan, serta perlambatan ekonomi global berdasarkanprinsipno one left behind”.
2.  Memperkuat posisi tawar, strategi diplomasi dan solusi sistemik untuk mengatasi kendala-kendala global melalui kemitraan, solidaritas global, kerjasama Selatan–Selatan, negara Utara-Selatan, Pemerintah dengan Pemerintah, Pemerintah dengan Sektor Swasta, serta Pemerintah dengan Masyarakat Sipil.
3.   Mengakselerasi peran aktif dan opsi-opsi Indonesia dalam mewujudkan visi peradaban dunia baru sebagaimana tertuang dalam Deklarasi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development).
Dalam rangka pelaksanaan SDGs, dengan bersinergi yang kuat dengan kelompok masyarakat sipil, selayaknya pemerintah daerah bisa mengakselerasi pencapaian tujuan SDGs guna pencapaian masyarakat yang sejahtera dan lebih mandiri, terutama akses dan manfaat pembangunan bagi pengurangan ketimpangan dan bertumpu pada kemandirian daerah pinggiran (desa) dan pemberdayaan kelompok pemuda. Selaras dengan komitmen pemerintah pusat dengan Nawacita yang menekankan strategi pengurangan ketimpangan dengan model pembangunan dari pinggiran. Lewat kesiapan pemerintah daerah dalam menerjemahkan pembangunan pusat menjadi model di daerah dalam kerangka SDGs, maka perlu disusun recana aksi bersama termasuk pelibatan peran kelompok masyarakat sipil (pemuda).
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut diatas, maka salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengimplementasikan konsep dan rencana aksi GERAKAN INDONESIA BERSATU dilapangan tersebut adalah dengan mengadakan "Pendidikan Kebhinekaan Untuk Toleransi Persaudaraan Lintas Agama dan Aksi Nyata Sustainable Development Goals (SDGs) For Peace and Justice” di Kabupaten Malang Tahun 2018 dengan tema “Menumbuh Kembangkan Jiwa Nasionalisme dan Gotong Royong Membangun Negeri”.
Kegiatan Pertama GERAKAN INDONESIA BERSATU yaitu "Pendidikan Kebhinekaan Untuk Toleransi Persaudaraan Lintas Agama. Kegiatan ini menitikberatkan pada penguasaan peserta dengan belajar pengalaman dan berbagi pengetahuan dari berbagai latar belakang nara sumber tentang pentingnya menumbuhkan dan merawat tolernasi.
Kegiatan Kedua GERAKAN INDONESIA BERSATU berupa kegiatan akan dimulai dengan Outbound Gotong Royong agar sesama peserta memahami dan mengenal lebih jauh tentang Sustainable Development Goals (SDGs) For Peace and Justic.
Kegiatan ketiga di akhiri dengan AKSI NYATA PENANAMAN POHON PERDAMAIAN sebagai simbol abadinya perdamaian di sumber mata air yang digunakan untuk mengairi sawah dan sumber kehidupan warga yaitu sumber sira di desa Putukrejo kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang.   

NAMA DAN TEMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama PENDIDIKAN KEBHINEKAAN UNTUK TOLERANSI PERSAUDARAAN LINTAS AGAMA DAN AKSI NYATA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) FOR PEACE AND JUSTICE dengan tema Menumbuh Kembangkan Jiwa Nasionalisme dan Gotong Royong Membangun Negeri”.

TUJUAN DAN MAKSUD KEGIATAN
Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan GERAKAN INDONESIA BERSATU dengan PENDIDIKAN KEBHINEKAAN UNTUK TOLERANSI PERSAUDARAAN LINTAS AGAMA DAN AKSI NYATA SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS) FOR PEACE AND JUSTICE  adalah:
1)     Membentuk perubahan pola pikir, cara pandang dan perilaku yang berubah dari kelompok masyarakat sesuai dengan tujuan revolusi mental.
2)    Sebagai media perjumpaan dari berbagai komunitas muda, ormas, dan aktifis dan membincang dan berbagi pengalaman berkenaan dengan problem kebangsaan.
3)  Sebagai media pendidikan bagi kader muda dalam memperkuat semangat nasionalisme dan membangun kekuatan kebangsaan berbasis multkultural.
4)     Sebagai awalan dan pembekalan bagi generasi muda dalam melakukan kerja-kerja transformasi sosial untuk kebangsaan dan Persaudaraan Lintas Agama (Pualam).
5)    Memberikan penyadaran tentang pentingnya kebangsaan dan ke-Indonesiaan untuk membentuk pribadi manusia Indonesia yang berperadaban dan tumbuh kembangnya rasa jiwa nasionalisme atau cinta tanah aiir.
6)  Memperkuat nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
7)       Mempersiapkan pemuda yang mampu menjawab tantangan masa depan Indonesia dengan sikap dan prilaku berdasrkan nilai-nilai Pancasila.
8)      Mewujudkan ketercapaian Suistainable Development Goals (SDGs) tentang Perdamaian dan Keadilan di Indonesia.

PESERTA KEGIATAN
Kegiatan Pendidikan dan Aksi Nyata ini akan diikuti oleh 100 orang milenial dari kalangan muda (Pelajar SMA, MA dan SMK) di wilayah kabupaten Malang.

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Bentuk kegiatan yang dimaksud adalah :
Hari                  : Sabtu
Tanggal             : 28 s/d 29 April 2018
Pukul                : 08.00 – Selesai
Tempat             :
KEGIATAN I
Pendidikan Kebhinekaan Untuk Toleransi Persaudaraan Lintas Agama
Hall Zam-Zam 
Jl. Raya Putat Lor Nomor 23, Putat Lor Gondanglegi
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur

KEGIATAN II
Aksi Nyata Sustainable Development Goals (Sdgs) For Peace And Justice (Penanaman Pohon Perdamaian)
Sumber Sira (Mata air sumber kehidupan warga) Desa Putukrejo Gondanglegi

KEGIATAN III
Outbond Gotong Royong Sustainable Development Goals (Sdgs) For Peace And Justice
Lapangan Desa Putukrejo
Jl. Balai Desa Putukrejo Gondanglegi Kabupaten Malang

PENYELENGGARA KEGIATAN
Kegiatan diselenggarakan oleh MALANG PLURALISME INSTITUTE bekerjasama dengan KEMENTERIAN KOORDINATOR PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (PMK) REPUBLIK INDONESIA.